Ahok: Penistaan Agama itu Keniscayaan?

Akhirnya aku nggak tahan buat nggak ikut-ikutan menulis tentang Ahok. Kasus dugaan penistaan agamanya bergulir bagaikan bola salju, makin lama makin membesar.

Nelangsa rasanya melihat komentar-komentar di media sosial dari orang-orang yang sudah terprovokasi seolah-olah sudah mengenal Ahok seutuhnya lebih dari Ahok mengenal dirinya sendiri. 

Banyak pertanyaan-pertanyaan yang timbul di benak kepala ini yang walaupun muslim tapi terus terang masih cetek tek tek soal agama Islam:

Apakah kalau Ahok bukan Cina, bukan non muslim dan tidak mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI semua kehebohan ini ada?

Apakah kalau Ahok tidak berkarakter melawan semua kebobrokan, korupsi, manipulasi maka orang yang merasa jalan korupsinya terhalangi tidak memprovokasi orang lain untuk mendemo Ahok?

Mengapa selama ini tidak ada demo akbar untuk menuntut percepatan penyelesaian kasus-kasus hukum yang lebih besar seperti kasus korupsi? Aku pengen deh mereka rame-rame demo ke Medan untuk memprotes korupsi di Medan. 

Ke mana suara orang-orang itu ketika gadis kecil Intan Olivia meninggal akibat bom meledak di Gereja Oikumene Samarinda? Bukankah ini kerjaan orang-orang yang menistakan Al Quran karena mengatasnamakan agama untuk melakukan terorisme?

Mengapa ketika kalimat serupa, tepatnya “Jadi kata Nabi ini lebih bahaya dari Dajjal, lebih menakutkan dari Dajjal, dia nipu umat pakai ayat Alquran, dia nipu umat pakai Hadis Nabi” keluar dari mulut seseorang yang lain itu saat memberikan ceramah (search di Youtube deh) tidak ada yang menganggapnya suatu penistaan agama? Siapkah ia jika ini menjadi bumerang nanti misalnya Ahok ditetapkan menjadi tersangka berarti ia pun berpotensi menjadi tersangka untuk dugaan penistaan agama yang sama?

Mengapa seorang Ahok tidak diperbolehkan mengeluarkan kata-kata yang tidak santun tetapi sebagian orang-orang yang demo yang katanya menjunjung tinggi kesantunan itu sah-sah saja mengeluarkan makian serupa anj*ng b*bi? Standar ganda?

Mengapa mereka mendemo Presiden untuk tidak mengintervensi hukum tapi di saat yang sama mereka meminta Presiden mempercepat proses hukum yang notebene artinya intervensi hukum? Again, standar ganda? 

Mengapa banyak orang lebih percaya ke pemimpin ormas itu yang keluar masuk penjara karena penghasutan, penghinaan dan penyerangan?

Tidakkah ada di antara orang-orang yang ikut menentang Ahok itu ada yang mempunyai pemimpin yang kafir, misalnya direkturnya/komisarisnya/kepala bagiannya beragama non Islam? Bukankah munafik itu namanya jika mereka mengartikan surat Al Maidah ayat 51 sebagai perintah untuk tidak mempunyai pemimpin kafir tetapi sendirinya tetap bertahan bekerja di bawah pemimpin yang kafir?

Mengapa hanya surat tertentu dalam Al Qur’an yang dikutip sebagai dasar memilih pemimpin padahal Islam itu kaya dan mempunyai hadis yang salah satunya berbunyi “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu”? (Note: kandidat yg lain satu “drop out”, satunya lagi “fresh graduate” sementara Ahok udah mau “S2”)

Mengapa Ahok sebagai calon gubernur justru dianggap sebagai calon pemimpin warga Jakarta? Kalau sebagai pemimpin PNS Pemprov DKI itu benar tidak diragukan karena memang gubernur adalah atasan para PNS itu. Tapi pemimpin warga Jakarta? It’s not quite right. Justru Ahok adalah “bawahan” warga Jakarta karena dia digaji oleh pajak warga Jakarta untuk melayani warga Jakarta. Masak iya pemimpin digaji oleh yang dipimpin ya kan?

So, do you guys really think this is religion matter? Like, seriously? Come on … don’t be so naive. It’s all about the politics. 

Begitulah pertanyaan-pertanyaan (rhetorical, that is) yang aku gak tau mau ke mana mencari jawabannya. Mungkin pada rumput yang bergoyang *halah bahasanya jadul banget buk*

Aku nggak mengerti jalan pikiran mereka-mereka yang menentang Ahok. Dan mungkin gak akan pernah bisa. Ya mungkin karena itu tadi, ilmu agama belum sampai udah berani-beraninya nulis-nulis soal Ahok, hahaha. Da aku mah apa atuuh 😌

Tapi ada satu hal yang aku mengerti pasti, Islam itu cinta damai! Mari kita suarakan perdamaian daripada menebarkan kebencian …

#BukanBuzzerAhok (Ahok haters pasti bilang aku buzzer. Nope! Aku bukan buzzer. Stop accusing everyone as buzzer)

#NoBaper

Disclaimer: postingan ini dibuat tidak untuk menyerang siapapun. Hanya kebutuhan untuk menyuarakan kedamaian. 

Celotehan Soal (maaf) Kentut

Lebaran Idul Adha kemarin, kami yang dirantau ini mendapatkan kunjungan istimewa dari Oma dan Mbah Uti. Oma itu mamaku, sementara Mbah Uti itu adik mama. Beliau-beliau menginap di rumah kami selama beberapa hari. 

Tentu saja Rifky dan Nadya anak-anakku seneng banget dan merasa kangen berat setelah beliau meninggalkan Medan. Nah saking kangennya, ada celotehan Rifky yang bikin aku ngakak.

Lagi duduk di sofa ruang tivi, Rifky kentut. Setelah tercium baunya yang bisa bikin cicak mati #halahlebay#, alih-alih menutup hidung tiba-tiba Rifky malah menarik nafas panjang menghirup dalam-dalam aromanya kentutnya sendiri dengan penuh kenikmatan, lalu berkata dengan ekspresi muka mewek …

“(Huaaaaa) … Kayak bau kentut omaaa …”

Hahaha … saking kangennya, bau kentut oma pun dirindukan 😅😅😅


Now I Know Where It Comes From

If you don’t know what I mean, I’m talking about my cholesterol. 

Jadi ceritanya berawal dari pemeriksaan kesehatan gratis di kantor (iya aku penggemar gratisan; mulai dari sabun colek gratis hadiah Sunlight sampai ke tukar Telkomsel poin dengan voucher belanja online … you name it!). Sudah lama sih ceritanya tapi baru sekarang mood buat nulis. 

Di kantor yang diperiksa adalah kulit, gula darah dan lemak darah. Diklaim hasilnya bisa dilihat saat itu juga. Awalnya aku gak percaya gimana bisa sih meriksa lemak darah tapi hasilnya bisa langsung diperoleh di waktu yang sama. Setahuku kan harus dicek di lab segala. Ternyata prosedur pemeriksaannya secara visual. Petugasnya punya semacam buku primbon yang menampilkan jenis lemak darah beserta gambarnya. Tenang, tidak ada gambar mirip Brad Pitt di sana. Nah darah kita diambil terus dilihat di bawah mikroskop kemudian dicocokkan hasilnya dengan gambar di dalam buku. Contohnya di aku, gambar kolesterol itu warna ungu bulat-bulat dan ketika dilihat di darahku udah banyak si ungu bulat-bulat itu tersebar di sampel darahku (bukan, bukan gambar Pasha ungu). Wah mbak petugasnya langsung wanti-wanti kalau aku harus segera periksa ke lab untuk memastikan berapa kandungan kolesterol dalam darahku sesungguhnya karena sudah dikhawatirkan sangat tinggi. Kalau sebarannya tidak banyak, berarti kolesterolnya rendah. 

Singkat cerita, akhirnya aku periksa darah di lab Paramita di jl. Diponegoro Medan. Pelayanannya bagus di sana. Seperti sudah diduga memang hasilnya tinggi. Pake banget. Batas tinggi itu 200, sementara kolesterolku 255. Kaget juga sih. Pake banget juga lagi. Berat badanku bukan yang gemuk-gemuk banget, tapi kok kolesterolan yah? Dari manakah dikau berasal wahai kolesterol?

Dokter di Pramita menyarankan buat memperbaiki gaya hidup dulu yaitu pola makan dan olahraga. Dokter gak mau langsung ngasih obat penurun kolesterol. Bagus nih dokter. Naaah kalo ini memang bener, aku jarang olahraga. Paling-paling jalan pagi di hari Minggu pagi. Iya, kalo jalannya di Minggu siang namanya bukan jalan pagi, tapi jalan-jalan di mall. Terus gimana dengan pola makan? Perasaan sudah kategori sehat, hampir setiap hari makan sayur dan buah. Tapi rupanya gak cukup. Ternyata banyak makanan yang selama ini kami makan mengandung kolesterol yang tinggi. Cumi, udang, keju, es krim. 

Selama ini aku gak ngeh. Sampai suatu hari saat lagi me-time, duduk sendiri menikmati es krim di sofa sehabis beres-beres isi lemari, aku baru menyadari … gak heran sih kolesterolku tinggi. 

This is where my cholesterol comes from …

   
   

Menunggu itu (tidak) Membosankan

Mumpung lagi cuti, hari ini bisa memenuhi permintaan Rifky mengantarnya ke sekolah buat latihan pentas besok. Disisipin pesan tambahan: aku harus menunggui latihan sampai selesai. Yang itu berarti aku harus menunggu di sekolah sekitar 2,5 jam. Gak boleh minggat. Yes my boy, I’m all yours baby. 

Kata orang menunggu itu membosankan. Tapi kalau ditemani buku, frestea klasik, kitkat chunky (forget about my cholesterol for a while) dan sinar matahari (go away you osteopenia) then happiness is in the air.

  

  

Hi, 14

Hi 14, 

You’ve grown up so fast. Before we know it, it’s already your 14th birthday.

  
Hi 14,

Time flies. But to me you’re still my new-born baby.

  
Hi 14,

Every day I love you.

  
Love you more …

  
And more …

  
And more …

 

Wishing you a very best birthday ever, 14!

Serunya Game Online LaliEdane!

Sudah pernah dengar game online LaliEdane ini belum? Kalo belum waaah rugi banget. Mau tau serunya kan? (Ngiklan banget sih!)

Game ini online se-online-onlinenya. Real time system. Nyata. Up to date. Halah. Sudahlah. Fokus buk!

Jadi cara main game ini adalah naikilah kendaraan. Duduk di bangku supir. Dan berkendaralah di jalan-jalan di kota Medan. Maka Anda otomatis akan teregistrasi sebagai peserta game online LaliEdane. Yak, kalo Anda belum tau, singkatannya adalah LAlu LIntas mEDAN yang edanE!

Misi dari game adalah sampai di tujuan yang ditentukan dengan selamat, tanpa lecet, tanpa diserempet, tanpa ditabrak dari belakang, tanpa spion disenggol dan … tanpa naik emosi.

Mari. Kita. Mulai.

Level pertama adalah melewati lampu merah. Jika saat lampu hijau baru menyala 1 detik dan mobil di belakang sudah klakson kencang-kencang dan Anda masih sabar serta tidak mengumpat atau melempari batu maka Anda akan mendapatkan 50 poin.

Level kedua adalah melewati lubang, entah itu bekas galian atau bekas banjir, poinnya sama. Kalau berhasil melewati lubang pelan-pelan tanpa mobil terantuk, dan tentu tanpa diklaksonin mobil belakang akibat kelamaan jalan, maka Anda akan mendapatkan 75 poin.

Level ketiga adalah melewati abang becak motor. Jika Anda tidak kaget ketika abang becak motor berhenti tiba-tiba (ya hanya si abang dan Tuhanlah yang tahu kapan becak motornya berhenti) dan Anda berhasil melewatinya tanpa diserempet maka Anda akan mendapatkan 100 poin.

Level keempat adalah melewati lampu hijau tanpa merasa kaget atau marah karena ada kendaraan lain yang menyerobot lampu merah dari arah berlawanan. Poinnya adalah 125 poin.

Kumpulkan poin sebanyak-banyaknya dan tukar dengan bbm pertamax, yang non subsidi itu yaaaa! 

Sumber gambar: delinewsindonesia.com

 

Di Setiap Kebaikan Selalu Ada Pamrih (?)

Pernahkah kamu menerima kebaikan dan bertanya-tanya mengapa seseorang berbuat baik kepadamu dan mulai mencurigai apakah ada pamrih di balik kebaikannya itu?

Pernahkah kamu merasa kesulitan lalu ditolong orang asing yang tidak kamu kenal sama sekali dan mulai mencurigai apakah ada agenda tersembunyi di balik pertolongannya itu? 

Jika pernah, mungkin sudah saatnya kamu harus mulai mengubah pola pikir itu karena ada kalanya seseorang berbuat baik karena dia memang diajarkan untuk selalu menyebar kebaikan. Hanya itu. 

Terlahir sebagai muslim, aku selalu didoktrin untuk berbuat kebaikan. Mulai dari pelajaran agama di sekolah sampai ke ceramah-ceramah agama yang kuikuti, semua mengajarkan tentang kebaikan. Memang gak bisa dipungkiri, ada pamrih atas semua kebaikan. Surga. Itu pamrihnya. Hanya itu. 

Aku gak bilang aku sudah sempurna dalam berbuat baik. Tapi aku sangat sedih ketika perbuatan baik yang kulakukan dicurigai oleh orang yang menerima kebaikan itu dan orang itu mulai bertanya-tanya, apa ya kira-kira yang kuharapkan sebagai imbalan baliknya? Ada udang di balik bakwan?

Setiap kebaikan membawa kebahagiaan tersendiri dalam hati. Aku gak mau pamer sebenarnya. Tapi aku bahagia ketika membayangkan uang yang kutransfer ke Rumah Zakat atau PKPU setiap bulan, yang jumlahnya tidak seberapa itu, akan bermanfaat besar bagi orang yang tidak mampu. Aku bahagia ketika membayangkan uang yang kukirim untuk Gerakan Indonesia Mengajar setiap bulan bisa digunakan untuk kegiatan mengajar di daerah pelosok. Aku bahagia membayangkan barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi dikumpulkan dan disumbangkan ke daur ulang Tzu Chi bisa bermanfaat untuk orang lain. Aku bahagia ketika mengikutkan asistenku kursus jahit untuk bekal masa depannya nanti. Aku bahagia ketika … hmmm terlalu banyak kebahagiaan yang kusebutkan malah akan membuat batal masuk surga deh karena jatuhnya jadi pamer. Tapi semua itu kusebutkan hanya untuk menunjukkan kebaikanku hanya berpamrih satu. Kebahagiaan membayangkan surga. 

Selamat Hari Raya Idul Adha!
 

Happiness is ours!

 

Komik Karya Rifky

Rifky suka sekali menggambar. Ide menggambarnya saat ini selalu berpusar pada kendaraan, entah itu mobil, pesawat atau sepeda motor. Digabung juga dengan bangunan seperti gedung tinggi, mesjid. Bahkan pernah juga menggambar gedung KPK. 

Karena senang membaca komik edisi “Why”, belakangan ini hobi menggambarnya dituangkan dalam bentuk komik. 

This is one of them …