Ibu mana yang tidak berbangga hati ketika anaknya berhasil menerapkan prinsip hidup yang sangat berharga di zaman begitu banyak koruptor berseliweran ini, yaitu anti korupsi?
Kemarin pagi, di mobil aku menanyakan Nadya soal tugas sekolahnya.
“Nad, mana flash disk tugas sekolahnya? Katanya semalam mau minta tolong Mama cetakkan di kantor?”
Kami sebenarnya punya satu printer di rumah tapi sedang dalam perbaikan di vendor dan baru selesai Sabtu nanti. Sementara tugasnya kumpul hari ini jadi gak bisa menunggu sampai Sabtu. Aku sebenarnya gak mau cetak di kantor karena memang kan seharusnya tidak etis menggunakannya untuk keperluan non dinas. Biasanya aku memang memegang prinsip itu. Justru aku yang sering mengajarkan Nadya untuk tidak menyalahgunakan fasilitas kantor untuk keperluan pribadi. Tapi entahlah kemarin pagi itu lagi gak kepikiran soal etis-gak-etisnya *tonjok-pipi-sendiri*
Untunglah malaikat kecilku mengingatkan, begini jawabannya …
“Gak jadi Ma. Gak usahlah. Kalo Mama cetakkan di kantor kan berarti Mama korupsi. Nanti sore kita mampir ke tempat fotokopian dekat rumah aja, kan di situ bisa cetak juga.”
Wow! I’m so proud of you, my angel!
Gambar dari: http://serumenyala.blogspot.com/
PS: walaupun ternyata ketika kami ke tempat fotokopian itu abis pulang sekolah eh mbaknya lagi gak ada, jadi udah deket rumah tepaksa balik lagi ke arah Setiabudi buat cari tempat nyetak tugas sekolahnya yang 1 lembar itu. Well … you know it’s not that easy to be anti-corruption kind of people 🙂